The Reason of My Life

The Reason of My Life
terimakasih untuk setiap cinta dari kalian untuk azt :*

Jumat, 18 April 2014

PERILAKU HEWAN DOMESTIKASI (ayam)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perilaku merupakan bentuk respons suatu organisme terhadap kondisi internal dan eksternalnya. Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Salah satu diantaranya adalah perilaku dari hewan-hewan yang didomestikasi.
Domestikasi adalah proses penjinakan hewan atau tumbuhan. Atau Domestikasi merupakan pengadopsian tumbuhan dan hewan dari kehidupan liar ke dalam lingkungan kehidupan sehari-hari manusia. Dalam arti yang sederhana, domestikasi merupakan proses “penjinakan” yang dilakukan terhadap hewan liar. Perbedaannya, apabila penjinakan lebih pada individu, domestikasi melibatkan populasi, seperti seleksi, pemuliaan (perbaikan keturunan), serta perubahan perilaku/sifat dari organisme yang menjadi objeknya.
Hewan domestikasi merupakan hewan liar yang dijinakkan sesuai dengan keinginan yang diharapkan manusia itu sendiri. Semakin besar keinginan maka semakin besar perubahan yang terjadi pada hewan yang didomestikasikan. Sehingga kebanyakan hewan yang telah didomestikasi mengalami perubahan secara morfologis dan fisiologis.

B.     Rumusan Masalah
Bagaimana perilaku dari hewan domestikasi seperti Gallus gallus?

C.    Tujuan
Untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku dari hewan domestikasi seperti Gallus gallus.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi. Seorang ahli perilaku hewan umumnya menaruh perhatian pada proses-proses bagaimana suatu jenis perilaku (misalnya agresi) berlangsung pada jenis-jenis hewan yang berbeda. Meski ada pula yang berspesialisasi pada tingkah laku suatu jenis atau kelompok kekerabatan hewan yang tertentu (Anonim, 2014)
Suatu definisi kamus mengenai perilaku mungkin berupa “bertindak, bereaksi, atau berfungsi dalam suatu cara teretentu sebagai respon terhadap beberapa rangsangan (stimulus)”. Banyak perilaku memang terdiri atas aktivitas otot yang dapat diamati secara eksternal, yaitu komponen “bertindak” dan “bereaksi” dari defenisi tersebut. akan tetapi jika seekor burung muda yang mendengarkan kicauan burung dewasa mungkin tidak menunjukkan adanya hubungan dengan aktivitas otot. Sebagai gantinya, ingatan akan kicauan burung dapat disimpan dalam otak burung muda dan setiap respon otot yang diamati muncul belakangan. Dengan demikian, jika kita menganggap perilaku (behavior) sebagai apa yang dilakukan oleh hewan dan bagaimana hewan tersebut melakukannya, definisi ini akan meliputi komponen perilaku yang tidak berkaitan dengan pergerakan dan juga tindakan hewan yang dapat diamati (Campbell, 2004)
Perilaku organisme, bergantung tidak hanya berdasarkan pada jenis organismenya, tetapi juga berdasarkan apa yang terjadi dalam lingkungan hidupnya.
Perilaku sendiri memiliki arti sikap dan gerak organisme berespon dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Macam lingkungannya antara lain: lingkungan dalam dan luar. Lingkungan dalam, yaitu: hormon, nyeri, getahan, ampas, metebolisme. Sedangkan yang dimaksud lingkungan luar, yaitu:suhu, makanan, air minum, cahaya matahari, gravitasi, tekanan udara, tempat tinggal, hubungan dengan mahluk lain intra dan inter spesies. Bentuk prilakunya sendiri mencakup: cara makan dan mengambil makanan, membuat tempat tinggal, memelihara dan membersihkan, berlindung dan bertahan terhadap parasit atau pengganggu, mencari pasangan, berkembang biak, mengasuh anak, berkomunikasi dengan individu lain (Nia, 2011)
Perilaku adalah aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus. Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat dan merasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme (Y: anthropos = manusia), yaitu interpretasi perilaku organisme lain seperti perilaku manusia. Semakin kita merasa mengenal suatu organisme, semakin kita menafsirkan perilaku tersebut secara antropomorfik (Bachtiar, 2011)




BAB III
PEMBAHASAN

            Beberapa contoh bentuk perilaku dari Gallus gallus domesticus (ayam peliharaan) adalah:
1.      Perilaku Agonistik
Jika beberapa ayam betina yang tidak saling mengenal satu sama lain digabungkan bersama-sama, mereka akan merespon dengan berkelahi dan saling mematuk. Akhirnya kelompok itu akan membentuk suatu “urutan patukan” yang jelas- suatu hirarki dominansi yang kurang lebih linier.

2.      Makan dan Minum
a.       Makan
Anak ayam baru menetas akan mematuk segala baru kemudian bisa memilih objek yang harus dipatuk setelah mengalami proses belajar < 30 jam setelah menetas : cerebellum. Setelah 30 jam, kemampuan mengingat menurun. Bila sering terjadi, akan berpengaruh terhadap produksi, hal ini biasa terjadi pada pemberian pakan yang berubah-ubah. Nafsu makan pada ayam akan meningkat apabila melihat temannya makan.
b.      Minum
Anak ayam tidak belajar minum, tetapi belajar makan, mematuk. Mula-mula mematuk serpihan ringan (dedak) yang mengapung di atas air, dari pengalaman itu ayam belajar minum. Ayam sangat membutuhkan air.

3.      Epimeletik (care giving) dan Et-epimeletik (care-soliciting). Tingkah laku keindukan/keibuan. Epimeletik pada ayam yaitu dengan berkokok bila terpisah dari anaknya.

4.      Perilaku Sex
Ayam adalah hewan poligami.
a.       Jantan
1)      Merendahkan sayap* Tarian WALTZ
Ada 3 macam tarian WALTZ diperlihatkan kepada betina:
ü  Sebagai pinangan
ü  Yang sudah siap kawin
ü  Setelah selesai kawin
2)      Mendekati betina
3)      Melangkah ke samping betina hingga dekat sekali
4)      Bila pinangan tidak ada tanggapan, jantan mematuk-matuk batu/mengais-ais sambil memanggil betina.
5)      Jika tetap tidak ada tanggapan,jantan akan mengejar ayam betina.
ü  Penegakkan bulu. Leher jantan ditinggikan, bulu ditegakkan, bulu seluruh badan bergetar  & sesudah kawin
ü  Gerakan Ekor. Ekor si jantan digerakkan dengan cepat dalam arah horizontal
ü  Gerakan Kepala. Kepala dimiringkan, kemudian digerakkan membuat satu lingkaran
ü  Penyisiran Bulu. Menggosok-gosokkan kepala pada sayapnya
ü  Hentakan Kaki. Jantan berlari dengan kaki dibengkokkan, sayapnya direndahkan, sehingga menyentuh tanah, leher dipendekkan. Biasanya dilakukan sebelum jantan mengejar betina.
6)      Gerakan Abnormal
Jantan mengitari betina sambil mengawasinya dengan seksama. Jantan mendekati betina dari belakang lalu mematuk kepala/leher betina sambil mengepakkan sayapnya dengan cepat.

b.      Betina
1)      Menolak dikawini: lari
2)      Menerima: dada, ekor merapat ke tanah, sayap dikembangkan untuk menjaga keseimbangan.

5.      Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hal yang paling penting pada hubungan anak ayam dengan induk, maupu hubungan antara ayam betina dan jantan. Komunikasi pada ayam adalah melalui pendengaran.Sang induk dapat mengetahui keadaan anaknya melalui suaranya sekalipun letak induk dan anak berjauhan.
Misalnya, anak ayam akan menciap, karena: 
ü  Kesulitan/kesakitan/terjepit 
ü  Tidak ada makanan
ü  Ketakutan: ada elang / tersesat
ü  Kegirangan karena mendapat cacing
Induk juga akan ”mengutruk” sebagai tanda:
v  Memanggil anaknya : ada makanan
v  Memanggil anaknya : untuk mengikuti
v  Memberitahu adanya bahaya
v  Memberitahu posisi/keberadaannya
Suara (kokok) sebagai alat komunikasi antara induk dengan anak, atau betina memberi tanda pejantan.




BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Adapun simpulan yang dapat diambil adalah:
1.      Perilaku merupakan bentuk respons suatu organisme terhadap kondisi internal dan eksternalnya.
2.      Hewan domestikasi merupakan hewan liar yang dijinakkan sesuai dengan keinginan yang diharapkan manusia itu sendiri.
3.      Perilaku setiap hewan berbeda–beda karena perilaku dihasilkan oleh gen dan faktor– faktor ligkungan.

4.      Saran
1.      Kita sebaiknya lebih memperhatikan bagaimana perilaku hewan domestikasi dilingkungan awalnya terlebih dahulu, agar ketika kita mendomestikasi hewan tersebut, dan tidak terjadi stress terhadap hewan yang didomestikasi.
2.      Dengan mengetahui perilaku hewan domestikasi kita juga dapat memelihara hewan tersebut dengan baik dan benar.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. “Etologi”. http://id.wikipedia.org/wiki/Etologi. Diakses pada tanggal 27 Januari 2014

Bachtiar, Yusuf. 2011. “Pengenalan Perilaku Hewan”. http://yusufpojokkampus.wordpress.com/materi/perilaku-hewan/pengenalan-perilaku-hewan/. Diakses pada tanggal 27 Januari 2014

Campbell, Neil A. dkk. 2004. Biologi Jilid III (ed.5). Jakarta: Erlangga

Nia. 2011. “Biologi Perilaku Hewan”. http://ninaapriyani.blogspot.com/2011/02/biologi-perilaku-hewan.html. Diakses pada tanggal 27 Januari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar