KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah. Dan makalah ini berjudul “Teori Belajar dan Aplikasinya”. Tugas ini berfungsi dalam memperbanyak
referensi penulis dalam mengikuti Mata Kuliah tersebut, selain itu juga menambah wawasan
kita sebagai mahasiswa biologi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan. Penulis sadar bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan agar membantu dalam pembuatan makalah di masa yang akan
datang, agar menjadi lebih baik, sempurna dan memuaskan.
Atas perhatian dan
dukungannya, penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Makassar, September 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Teori adalah sekumpulan dalil yang
berkaitan secara sistematis yang menetapkan kaitan sebab akibat diantara
variable yang saling bergantung. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relatif tetap terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Perubahan yang dimaksud
harus relatif permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama. Oleh karena
itu sangat dibutuhkan
teori-teori belajar. Kebutuhan akan teori adalah hal yang penting. Snelbecter
dalam Ratna Wilis (1991:1), berpendapat bahwa perumusan teori itu bukan hanya
penting, melainkan vital bagian psikologi dan pendidikan untuk dapat maju,
berkembang dan memecahkan masalah-masalah yang ditemukan dalam setiap bidang.
Untuk itu pemahaman tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang bersifat
teoritis dan telah diuji kebenarannya melalui ekspreimen sangat dibutuhkan.
Kebutuhan akan hal tersebut melahirkan teori belajar dan teori instruksional. Teori
belajar berhubungan dengan psikologi terutama berhubungan dengan situasi
belajar. Teori belajar bersifat deskriptif dalam membicarakan proses belajar,
sedangkan teori instruksional lebih bersifat preskriptif dan menerangkan apa
yang harus dilaksanakan untuk membicarakan masalah-masalah praktis didunia
pendidikan (Snelbecker, 1974 dalam teori, 1997). Brunner
(1964), mengemukakan bahwa teori belajar adalah deskriptif, sedangkan teori
instruksional adalah preskriptif. Artinya teori belajar mendeskripsikan
terjadinya proses belajar, sedangkan teori instruksional mempreskripsikan
strategi atau metode pembelajaran yang optimal untuk memudahkan proses belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori belajar itu dan
penggolongan teori belajar?
2. Bagaimana aplikasi teori-teori
belajar dalam Pendidikan?
3. Bagaimana aplikasi teori belajar dan
penerapannya?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Teori Belajar dan Penggolongannya
Belajar
merupakan ciri khas manusia yang membedakannya dengan binatang. Belajar yang
dilakukan manusia merupakan bagian hidupnya dan berlangsung seumur hidup. Dalam
belajar, si belajar yang lebih penting sebab tanpa si belajar tidak ada proses
belajar. Oleh karena itu tenaga pengajar perlu memahami terlebih dahulu teori
belajar, alasannya:
1.
Membantu
pengajar untuk memahami proses belajar yang terjadi didalam diri si belajar.
2.
Dengan
kondisi ini pengajar dapat mengerti kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi, memperlancar atau menghambat proses belajar.
3.
Mungkin
pengajar melakukan prediksi yang cukup akurat tentang hasil yang dapat
diharapkan pada suatu aktivitas belajar.
4.
Teori
ini merupakan sumber hipotesis atau dugaan-dugaan tentang proses belajar yang
dapat diuji kebenarannya melalui eksperimen atau penelitian, dengan demikian
dapat meningkatkan pengertian seseorang tentang proses belajar mengajar.
5.
Hipotesis,
konsep-konsep dan prinsip-prinsip ini dapat membantu si pengajar meningkatkan
penampilannya sebagai seorang pengajar yang efektif.
Secara
umum semua teori belajar dapat kita kelompokkan menjadi empat golongan atau
aliran yaitu:
1.
Teori
Belajar Behaviorisme (tingkah laku)
2.
Teori
Belajar Kognitivisme
3.
Teori
Belajar Humanistik
4.
Teori
Belajar Sibernetik
Penggolongan
teori belajar:
1. Teori Belajar Behaviorisme
Menurut
teori belajar ini adalah perubahan tingkah laku, seseorang dianggap belajar sesuatu
bila ada menunjukkan perubahan tingkah laku. Misalnya, seorang siswa belum bisa
membaca maka betapapun gurunya berusaha sebaik mungkin mengajar atau bahkan
sudah hafal huruf A sampai Z di luar kepala, namun bila siswa itu gagal
mendemonstrasikan kemampuannya dalam membaca, maka siswa itu belum bisa
dikatakan belajar. Ia dikatakan telah belajar apabila ia menunjukkan suatu
perubahan dalam tingkah laku ( dari tidak bisa menjadi bisa membaca). Yang terpenting dari teori ini adalah masukan atau
input yaitu berupa stimulus dan out put yang berupa respons. Sedang apa yang
terjadi diantara stimulus dan respons itu dianggap tidak penting diperhatikan
sebab tidak bisa diamati. Yang bisa diamati adalah stimulus dan respons,
misalnya stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa tersebut
dalam rangka membantu siswa untuk belajar. Stimulus ini berupa rangkaian
alfabet, beberapa kalimat atau bacaan, sedangkan respons adalah rekasi terhadap
stimulus yang diberikan gurunya.
Menurut
teori behaviorisme apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa saja yang
dihasilkan siswa (respons) semua harus bisa diamati, diukur, dan tidak boleh
hanya implisit (tersirat). Faktor lain yang juga penting adalah faktor penguat
(reinforcement). Penguat adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya
respons. Bila penguatan ditambah (positive reinforcement) maka respons akan
semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement)
responspun akan tetap dikuatkan.. Misalnya bila seorang anak bertambah giat
belajar apabila uang sakunya ditambah maka penambahan uang saku ini disebut
sebagai positive reinforcement. Sebaliknya jika uang saku anak itu dikurangi
dan pengurangan ini membuat ia makin giat belajar, maka pengurangan ini disebut
negative reinforcement.
2. Teori Belajar Kognitivisme
Menurut
teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi
dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.
Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah mempunyai pengalaman dan
pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk
struktur kognitif. Menurut teori ini proses belajar akan berjalan baik bila
materi pelajaran yang baru beradaptasi secara klop dengan struktur kognitif
yang telah dimiliki oleh siswa.
3.
Teori Belajar Humanistik
Tujuan
belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil
jika si belajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata
lain si belajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia
mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Secara umum teori ini
cenderung bersifat elektik dalam arti memanfaatkan teknik belajar apapun agar
tujuan belajar dapat tercapai. Sebagai contoh teori ini terwujud dalam karya
David Krathwol dan Benjamin Bloom (Taksonomi Bloom), Klob (belajar empat
tahap), Honey and Mumford (pembagian tentang macam siswa) dan Habermes (tiga
macam tipe belajar). Teori
humanistik ini dikritik karena sukar digunakan dalam konteks yang lebih
praktis. Teori ini dianggap lebih dekat dengan dunia filsafat daripada dunia
pendidikan. Aplikasi
teori humanistik dalam pembelajaran, guru lebih mengarahkan siswa untuk
berpikir induktif, mementingkan pengalaman serta membutuhkan keterlibatan siswa
secara aktif dalam proses belajar.
4. Teori belajar Sibernetik
Teori
ini masih baru jika dibandingkan dengan ketiga teori yang telah dijelaskan
sebelumnya . Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu informasi.
Menurut teori ini belajar adalah pengolahan informasi . Teori ini berasumsi
bahwa tidak ada satupun jenis cara belajar yang ideal untuk segala situasi,
sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
Teori
ini dikembangkan oleh Landa (dalam bentuk pendekatan algoritmik dan Neuristik)
serta Pask and Scott dengan pembagian tipe siswa yaitu type Wholist dan type
Ferialist. Teori
sibenrnetik ini dikritik karena lebih menekankan pada sistem informasi yang
akan dipelajari, tetapi kurang memperhatikan bagaimana proses belajar
berlangsung sehingga untuk selanjutnya banyak yang berasumsi bahwa teori ini
sulit untuk dipraktekkan. Aplikasi teori sibernetik terhadap proses pembelajaran
hendaknya menarik perhatian, memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa,
merangsang kegiatan pada prasyarat belajar, menyajikan bahan perangsang,
memberikan bimbingan belajar, mendorong untuk kerja, memberikan balikan
informatif, menilai unjuk kerja, meningkatkan retensi dan alih belajar.
B. Aplikasi teori-teori belajar dalam
Pendidikan
1. Kebanyakan yang diajarkan di sekolah
adalah tingkah laku yang komplek, bukan hanya simpel respons. Tingkah laku yang
komplek ini dapat diajarkan melalui proses shaping atau succesive
approximation, beberapa tingkah laku yang mendekati espons terminal. Proses ini
dimulai dengan penetapan tujuan, kemudian diadakan analisis tugas,
langkah-langkah kegiatan murid dan reinforcement terhadap respon yang diinginkan.
2. Suatu bentuk belajar yang tidak
dapat dinamakan dengan classical conditioning maupun operant conditioning.
Dalam modelling, seseorang yang beljar mengikuti kelanjutan orang lain sebagai
model. Tingkah laku manusia lebih banyak dipelajari melalui modelling atau
imitasi dari pada melalui pengajaran langsung.
3. Prosedur-prosedur pengendalian atau
perbaikan tingkah laku
a. Memperkuat tingkah laku bersaing
Dalam
usaha mengubah tingkah yang tidak diinginkan diadakan penguatan tingkah laku
yang diinginkan misalnya dengan kegiatan kerjasama, membaca dan bekerja disatu
meja untuk mengatasi kelakuan-kelakuan menentang, melamun dan hilir-mudik.
b. Extincsi
Dilakukan
dengan membuang atau meniadakan peristiwa penguat tingkah laku. Extincsi dapat
dipakai bersama metode lain seperti modelling dan sosial reinforcemenr.
Extincsi berlangsung terutama jika reinforcement adalah perhatian. Apabila
murid memperhatikan kesana-kemari, maka perubahan Extincsi guru-murid akan
menghentikan tingkah laku murid tersebut.
c. Satiasi
Adalah
suatu prosedur menyuruh seseorang melakukan perbuatan berulang-ulang sehingga
ia menjadi leah dan jerah. Contoh : seorang guru yang memergoki muridnya
menyuruh anak merokok sampai habis satu pak sehingga murid itu bosan
d. Perubahan Lingkungan
Beberapa
tingkah laku dapat dikendalikan oleh perubahan kondisi stimuli yang
mempengaruhi tingkah laku itu. Jika murid terganggu oleh suara gaduh diluar
kelas ketukan jendela dapat menghentikan gangguan itu.
e. Hukuman
Untuk
memperbaiki tingkah laku hukuman hendaknya diterapkan di kelas dengan
bijaksana. Hukuman dapat mengatasi tingkah laku yang tidak diinginkan dalam
waktu singkat, untuk itu perlu disertai dengan reinforcement. Hukuman
menunjukkan apa yang tidak boleh dilakukan murid, sedangkan reword menunjukkan
apa yang mesti dilakukan oleh murid.
C. Teori
belajar dan penerapannya
Sebelum kita berbicara lebih jauh tentang teori belajar,
kita pahami dulu pengertian teori. Teori adalah seperangkat konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang memberikan, menjelaskan, dan memprediksikan phenomena. Ada
dua macam teori, yaitu teori intuitif dan teori ilmiah. Teori intutif adalah
teori yang dibangun berdasarkan pengalaman praktis. Sedangkan teori ilmiah
(teori formal) adalah teori yang dibangun berdasarkan hasil-hasil penelitian.
Guru cenderung lebih sering menggunakan teori jenis yang pertama.
Menurut Suppes (dalam Bell, 1986) ada empat fungsi umum
teori. Fungsi ini juga berlaku bagi teori belajar, yakni:
1. Berguna sebagi kerangka kerja untuk
melakukan penelitian.
2. Memberikan suatu kerangka kerja bagi
pengorganisasian butir-butir informasi tertentu.
3. Identifikasi kejadian yang komplek.
4. Reorganisasi pengalaman-pengalaman
sebelumnya.
Di samping empat fungsi tersebut di atas, teori juga
diharapkan dapat menjadi model kerja. Teori dapat dijadikan model kerja
fenomena tertentu sampai diketemukannya teori baru. Bruner (1964) diakui oleh
kalangan instructional theorist sebagai peletak dasar pengembang teori-teori
pembelajaran, di samping Skinner (1954) dan Ausubel (1968). Bruner (1964)
membuat pembedaan antara teori belajar dan teori pembelajaran. Teori belajar
adalah deskriptif, sedangkan teori pembelajaran adalah preskriptif. Teori
belajar mendeskripsikan adanya proses belajar, teori pembelajaran
mempreskripsikan strategi atau metode pembelajaran yang optimal yang dapat
mempermudah proses belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori adalah sekumpulan dalil yang
berkaitan secara sistematis yang menetapkan kaitan sebab akibat diantara
variable yang saling bergantung. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relatif tetap terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Perubahan yang
dimaksud harus relatif permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama. Oleh
karena itu sangat dibutuhkan
teori-teori belajar.
Belajar
adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil dari
latihan atau pengalaman
B. Saran
Perlunya
mengoptimalkan kontribusi teori belajar dan aplikasi-aplikasinya
dalam pendidikan serta perannya untuk
meningkatkan kwalitas
pendidikan menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aghien. 2009. Macam-Macam
Teori Belajar. http:// aaghien.wordpress.com/2009/05/28/macam-macam-teori-belajar.com. Diakses tanggal 19 September
2012.
Anonim. 2010. Teori
Belajar Dan Penerapannya. http://www.vilila.com/2010/10/teori-teori-belajar-dan-penerapannya.com.
Diakses tanggal 19 September 2012.
CASINO HOTEL & CASINO - Mapyro
BalasHapusCasino 김해 출장마사지 Hotel in Las Vegas, NV. 15406 Las Vegas Blvd. South, NV 89109. Directions · (702) 770-7877. Call Now 청주 출장샵 · More Info. Hours, 충주 출장마사지 Accepts Credit 원주 출장안마 Cards, Good For Nothing. Rating: 3 · 18 votes · Price range: $$$How is CASINO HOTEL & CASINO 목포 출장샵 rated?What days are CASINO HOTEL & CASINO open?