Judul
selalu saja memberikan pengertian-pengertian sendiri. Kali ini, aku
terperangkap dalam judul yang tak menyenangkan, entah mengapa aku memilih judul
ini. Mungkin karena kamu, kamu yang membuat aku memilih judul ini. Terperangkap
dalam tragedi kisah yang perlahan akan ku lepaskan.
Seandainya
aku bisa memilih, aku tak mau ada judul ini. Bahkan mungkin kata-kata dalam
rentetan kalimatnya. Kamu tahu kenapa? Karena itu menyakitiku, itu menyiksaku,
itu membuatku menangis.
Aku
terbiasa tertawa bersamamu, aku ingin tetap bisa seperti ini, cukup seperti ini
saja sayang.
Dapat
melakukan berbagai hal denganmu saja, aku bahagia. Indah..
Harusnya
aku tidak perlu tahu bahwa pada akhirnya akan ada perpisahan. Harusnya kita
tetap bahagia. Harusnya aku diizinkan memiliki kisah yang lebih indah daripada
ini.
Oh,
Tuhan..
Aku
tidak ingin lari dari rancangan yang telah Engkau buat. Tapi, apa aku bisa
memilih untuk tidak berada dalam situasi saat ini? Aku takut, aku takut jika
saat kisah tak sempurna itu menghampiri, aku tak dapat berbuat apa-apa.
Perlahan,
aku harus menciptakan sebuah penghapus dalam ingatanku, betapa terlukanya aku?
Dipaksa melupakan kenangan manis yang telah terjadi dalam hidupku. Seandainya
saja kita tak pernah bertemu, mungkin itu jauh lebih baik.
Mencoba melupakan seseorang yang dikasihi, sama saja sulitnya dengan mencoba mengingat seseorang yang tidak pernah ditemui.
Hmm,,
disaat-saat aku telah menyadari singkatnya waktu yang diberikan, aku berusaha
untuk mengingat kesalahan dan hal-hal yang membuat diriku marah padamu,
berusaha secuek mungkin di hadapanmu. Tapi yang terjadi adalah, aku semakin
takut kehilanganmu. Aku ingin kamu tetap berada disini, temani aku melewati
malam yang saat ini mulai ku benci. Karena malam menandakan esok mulai datang
lagi, dan itu berarti waktu yang kita miliki semakin singkat.
Mungkin
perasaanku saja, tapi, entah mengapa semakin singkatnya waktu ini, aku merasa
sesuatu yang seharusnya tidak boleh ku rasakan, bahkan untuk terlintas dalam
pikiranku saja sebenarnya sudah sangat tabuh. Tidak, aku tak ingin
menjelaskannya. Biar saja ku simpan perasaan ini. Tak akan ku jelaskan pada
siapapun, tidak juga kamu.
Kamu
tahu apa hal yang paling sulit ku lakukan dalam hidup ini? "Mencintai apa
yang tidak ku sukai, dan Meninggalkan apa yang ku cintai". Dan semua
sekarang telah mengantri di balik kata "esok", entah kapan antriannya
tiba. Aku kembali takut mengingatnya.
Mungkin
sekarang aku akan hidup seperti tanpa semangat dan mimpi. Kita hanya harus
melanjutkan waktu yang tersisa saat ini bersama, dan selanjutnya akan hidup
masing-masing. Memulai lagi dari nol. Sesuatu yang sulit dan mengerikan.
Kembali
mengingat judul catatan ini, dan aku semakin yakin, bahwa banyak hal yang tidak
bisa dipaksakan. Terus bersama pun, pada akhirnya tidak akan menyatu. Mungkin
ini cara Tuhan membuat kita melupakan rasa yang telah tercipta. Aku akan
beranjak pergi. Tapi jangan khawatir, kamu dan aku tahu, rasa itu pernah ada
dan tidak akan mudah untuk menghapusnya.
Semua
bisa saja berubah, kan?
Aku,
dengan penuh pengharapan, menantikan perubahan keputusan dan takdir kita.
Yah,
sekalipun tidak lebih dari apa yang telah ada sekarang. Tapi, sekali lagi,
itupun telah lebih dari cukup.
Aku
masih ingin tersenyum seindah yang ku bisa.Tersenyum disisa waktu yang aku
miliki, disisa waktu yang selalu ingin ku hentikan, berhenti untuk menemaniku
sebentar lagi. Tidak, mungkin aku ingin selamanya.
Biarkan waktu saja yang menjawabnya, karena waktu juga yang telah membawa kita pada situasi ini. Hanya saja, izinkan aku tetap menyayangi dan mencintamu jauh di dasar hatiku.
Aiihh,,
sekarang sudah pagi.
Tinggal
sedikit waktu yang tersisa untuk memberikan kenangan indah digoresan takdir
kita.
Akan
ku nikmati setiap detiknya dengan mengagumi setiap hal yang terjadi, sebelum
malam kembali datang.
Akan
ku ukir senyum di wajahmu, dan ku biarkan setiap penghuni bumi berkata :
"Mereka sahabat yang paling bahagia ^^"
Teruslah
mencari tahu tentang kabarku, karena akupun begitu.
Semoga
dilain kesempatan berikutnya waktu kita tak lagi salah, dan kita tak pernah
menyesal. Dan yang paling penting, tidak ada lagi KISAH TAK SEMPURNA dan KASIH
TAK SAMPAI bagian II.
Sayounara !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar