ANALISIS KRITIS
1. Bibliografi
Nama
penulis artikel : Lely Halimah, Deti Rostika, dan Encep Sudirjo
Tahun
penerbitan jurnal : 2009
Judul artikel :
Pengembangan
Model Penyusunan Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP) yang Mengacu pada
Standar
Nasional Pendidikan.
Nama Jurnal :
Jurnal
Penelitian
Volume :
10
Halaman :
1-18
2.
Tujuan
Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman kepala sekolah dan guru-guru sekolah dasar baik yang berkaitan dengan
konsep KTSP dan proses pengembangannya yang meliputi perencanaan, penyusunan
dan implementasi KTSP. Prosedur kerja yang sistematis dalam pengembangan KTSP
ini mengacu pada panduan yang dikembangkan oleh BSNP. Produk kegiatan ini
adalah ketersdiaan dan kelengkapan, serta fisibilitas dokumen tertulis KTSP
pada jenjang sekolah dasar. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Melakukan
analisi kebutuhan dilihat dari proses penyususnan KTSP, dokumen tertulis KTSP,
dan kendala-kendalanya dalam rangka menemukan kerangka awal pengembangan model
proses penyusunan dokumen tertulis KTSP jenjang sekolah dasar.
2) Mengembangkan
kerangka model penyusunan KTSP yang sesuai dengan kondisi lapangan dan panduan
yang disusun BSNP, agar menghasilkan dokumen KTSP yang sesuai dengan potensi
sekolah dasar.
3) Menghasilkn
model final proses penyusunan KTSP yang menghasilkan dokumen tertulis KTSP yang
sesuai dengan potensi sekolah dasar dan fisibilitas.
3.
Fakta
unik
a. Berdasarkan
hasil studi pendahuluan, dalam proses penyususnan KTSP menurut beberapa kepala
sekolah belum sejalan dengan yang diarahkan dalam panduan yang disusun BSNP.
Begitupula dokumen tertulis KTSP, pada umumnya sekolah belum memilikinya, baru
sebatas kumpulan silabus dan rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru-guru. Bahkan tampaknya kepala
sekolah masih belum memahami dengan baik prosedur yang harus dilakukan dalam
penyusunan KTSP.
b. Dilihat
dari pemahaman kepala sekolah dan guru-guru terhadap KTSP, pada umumnya mereka
belum memahami dengan baik. Walaupun mereka sudah mendapatkan informasi dari
berbagai sumber baik melalui kegiatan seminar maupun dari sumber-sumber lainnya
seperti dari berbagai media cetak, dan dari diknas setempat , tetapi pada
umumnya menurut mereka KTSP itu masih
abstrak, sehingga bingung untuk memulainya.
c. Sejalan
dengan kurangnya pemahaman para kepala sekolah terhadap KTSP, maka 10 sekolah yang menjadi
koresponden pada umumnya mereka belum dapat menyusun KTSP secara mandiri.
d. Terkait dengan adanya panduan
penyusunan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP, pada umumnya baik kepala sekolah
maupun guu-guru sekolah dasar belum pernah membacanya.
e. Data
empirik di lapangan diketahui bahwa sekolah-sekolah khususnya sekolah dasar,
pada umumnya masih menghadapi berbagai kendala dalam pengembangan KTSP. Salah
satu kendala yang sangat prinsip adalah keluasan dan kedalaman pemahaman baik
kepala sekolah dan guru-guru pada umumnya sangat kurang dalam pengembangan dan
implementasi tentang KTSP.
f. Pemerintah
mengharapkan standar isi dan standar kompetensi lulusan yang kemudian dioperasionalkan
ke dalam KTSP dapat dilaksanakan selambat-lambatnya pada tahun ajaran
2009/2010, sementara itu sosialisai hanya sebatas penyampaian tanpa pengawasan
lebih lanjut terhadap sekolah yang menerapkan KTSP.
4.
Pertanyaan
1) Mengapa
KTSP diberlakukan
di sekolah yang guru-guru bahkan kepala
sekolahnya belum memiliki pemahaman yang
komprehensif mengenai KTSP?
2) Mengapa
kepala sekolah maupun guru-guru sekolah dasar
pada umumnya belum pernah membaca panduan penyusunan KTSP yang
dikeluarkan oleh BSNP?
3) Mengapa
dalam pelaksanaan KTSP di sekolah dasar,
tidak mendapatkan pengawasan lebih
lanjut dari Diknas setempat?
5.
Refleksi
Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikann (sekolah) dengan mengacu
pada SKL dan SI serta berpedoman pada panduan yang disusun BSNP. KTSP merupakan salah satu bentuk realisasi
kebijakan desentralisasi di bidang pendidikan agar kurikulum benar-benar sesuai
dengan kebutuhan pengembangan potensi peserta didik di sekolah yang
bersangkutan sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi keunggulan lokal yang
bisa dimunculkan di sekolah, di masa
sekarang dan yang akan datang dengan mempertimbangkan kepentingan, nasional,
dan tuntutan globaldengan semangat manajemen berbasis sekolah.
Dari uraian di atas
tentu pengambil kebijakan sangat mengharapkan KTSP mampu memperbaiki pendidikan
yang ada di Indonesia. Namun sayang pada pelaksanaannya di lapangan ternyata
KTSP tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan guru-guru dan
kepala sekolah tidak benar-benar mengerti apa KTSP sebenarnya. Bisa jadi benar opini yang menyatakan bahwa
sebagus apa pun sebuah sistem jika tidak diimbangi dengan pelaksanaan yang
bagus hanya akan melahirkan sebuah perubahan yang sia-sia. Demikian juga halnya
dengan implementasi KTSP.
Dengan demikian, agar
KTSP dapat berjalan sesuai yang
diharapkan maka perlu adanya pihak-pihak yang kompeten dalam pengembangan KTSP
yang mendampingi guru-guru dan kepala sekolah serta memfasilitasinya dalam
mengembangkan KTSP secara mandiri. Selain itu, bagi sekolah yang masih mendapat
kesulitan dalamuntuk mengembangkan KTSP, sekolah dapat berkonsultasi dengan
Dinas Pendidikan, serta menjalin kerjasama dengan organisasi yang berkecimpung
di daerah tersebut sehingga mampu menjawab kebutuhan di daerah tempat sekolah
tersebut. Sehingga, KTSP benar-benar mampu memperbaiki mutu pendidikan baik lokal maupun nasional.
6.
Identitas Penulis
a.
Nama :
Husniar
NIM : 1114040046
Tempat, Tanggal Lahir : Malino, 01 Januari 1993
b.
Nama :
Rika Rezky M. Luthfi
NIM : 1114040033
Tempat, Tanggal Lahir : Pare-pare, 24 Mei 1993
c.
Nama :
Julistin Cahyani Salmon
NIM :
1114040020
Tempat, Tanggal Lahir :
Sumarorong, 31 Juli 1993
Makasi infonya sangat bermanfaat bagi saya,,,,, ^_^
BalasHapusterimakasih juga sudah berkunjung ^^
BalasHapus